Rabu, 11 Januari 2017

Review Journal "An observational method for Postural Ergonomic Risk Assessment (PERA)"

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Judul
An observational method for Postural Ergonomic Risk Assessment (PERA)
Jurnal
Department of Mechanical and Aerospace Engineering
Halaman
1-10
Tahun
2016
Penulis
Divyaksh Subhash Chander, Maria Pia Cavatorta
Reviewer
Muhammad Khalish Hafizh (37414393)
Tanggal
08 Januari 2017
Tujuan Penulisan
Mengusulkan sebuah metode sederhana yaitu  Postural Ergonomic Risk Assessment (PERA) dan memberikan pemahaman tentang salah satu metode yang cocok dalam mengevaluasi resiko postur tubuh saat bekerja yang ergonomis dalam perkerjaan perakitan siklus pendek.
Latar Belakang
Operator yang bekerja sehari-hari melakukan pekerjaan yang berulang-ulang bahkan dengan kegiatan yang sama saja. Gerakan yang berulang serta postur tubuh yang kaku menjadi salah satu penyebab terjadinya resiko cedera dalam bekerja. Untuk mencegah terjadinya cedera pada operator, telah banyak peraturan yang diberlakukan bersama dengan standar teknis untuk mengevaluasi resiko berdasarkan ergonomi untuk menjamin keselamatan operator.
Ada banyak metode untuk memberikan penilaian postur secara ergonomis di tempat kerja. Namun, sebagian besar metode tidak dimaksudkan untuk menilai pekerjaan yang berulang-ulang.  Jurnal ini mengusulkan sebuah metode yaitu, Postural Ergonomis Risk Assessment (PERA). Dimana metode ini dianggap lebih baik untuk memberikan penilaian dalam perbaikan postur tubuh untuk pekerjaan yang berulang-ulang.
Metode PERA ini memiliki  keunggulan yaitu memberikan analisis dari setiap tugas pekerjaan dalam siklus kerja, yang mana metode ini memudahkan dala mengidentifikasi sumber risiko tertinggi bagi operator.
Berdasarkan data kondisi kerja di Eropa, 46 – 63 % operator mengalami masalah/ gangguan pada punggung dan nyeri otot, dikarenakan kerja yang monoton dan terus menerus dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu diusulkan metode ini untuk memberikan evaluasi yang sederhana tentang postur tubuh yang ergonomis untuk operator agar mengurangi resiko cedera saat bekerja.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada jurnal ini adalah  metode Postural Ergonomis Risk Assessment (PERA) yang dapat menganalisa postur tubuh untuk mengetahui kesesuaian kerja dengan postur ergonominya.
Hasil Penelitian
Metode yang diusulkan merupakan adaptasi dari metode kubus yang digunakan untuk mengevaluasi resiko kerja setelah bekerja. Metode kubus ini memiliki dua versi yaitu sperling dan kadefors, secara konseptual metode ini mempertimbangkan 3 parameter dan 3 tingkatan.  Sperling memberikan klasifikasi untuk semua kemungkinan kombinasi dari tingkat permintaan. Sebaliknya, Kadefors mengusulkan model perkalian untuk mengevaluasi pekerjaan.  1, 2 dan 3 poin ditugaskan untuk tingkat permintaan rendah, menengah dan tinggi, masing-masing. Poin dari tiga parameter dikalikan untuk memberikan skor keseluruhan, yang membentuk dasar untuk evaluasi risiko.
Untuk uji validasi dari metode ini menggunakan penilaian yang berpatok pada EAWS yang menggunakan ISO 11226 dan EN 1005-4. Metode ini dikembangkan secara berulang, menggunakan skor 5 yang menjadi batasan dari penilaian di metode ini yang berarti beresiko tinggi. Untuk mengoptimalkan metode ini digunakan analisa pada pekerjaan dengan resiko tinggi agar benar-benar dapat mendeteksi secara optimal situasi ergonomis yang genting.
Untuk kerja yang berulang, pertama-tama digunakan metode kadefors untuk menilainya (dalam siklus ini metode sperling tidak berlaku). Metode kubus memberikan titik awal untuk pengembangan metode. Namun, perlu disadari bahwa metode ini perlu penyempurnaan sebagai evaluasi apabila ada yang tidak sesuai agar metode lebih rinci. Seperti EAWS yang sering menyebabkan penyusutan dalam menilai resiko postur tubuh.
Sama seperti dalam metode kubus diusulkan oleh Kadefors, tiga parameter yang digunakan dalam PERA adalah postur, kekuatan, dan durasi, yang terbagi menjadi tiga tingkat permintaan dari resiko rendah, resiko sedang, dan beresiko tinggi. Metode kubus ini diadaptasi untuk mengevaluasi sikus kerja yang berulang-ulang, yang ditandai dengan postur tubuh yang diam kaku dan pekerjaan yang ringan yang menggunakan tangan atau alat bantu. Pera diuji untuk siklus kerja dari 25 s sampai 250 s. Untuk waktu siklus sangat singkat, perhatian harus digambarkan karena kemungkinan jumlah gerakan akan sangat banyak. Pera tidak berlaku untuk tugas-tugas yang  banyak menggunakan jari dan tidak cocok untuk siklus kerja didominasi oleh aplikasi kekuatan tinggi. Namun, hal itu dapat digunakan untuk mengevaluasi penerapan sesekali dalam jumlah besar.
Penerapan dari PERA dibutuhkan untuk mengikuti langkah-langkah umum sebagai berikut :
1. Bagilah siklus kerja menjadi tugas-tugas yang berbeda, ditandai dengan postur yang berbeda atau isi pekerjaan.
2. Hitung persentase dari durasi pekerjaan yang berhubungan dengan waktu siklus.
3. Amati setiap gerakan dari postur tubuh operator dan setiap gaya yang diterima oleh operator.
4. Untuk setiap pekerjaan, klasifikasikan hasil pengamatan postur, kekuatan, dan durasi untuk dijadikan salah satu dari 3 tingkatan resiko untuk setiap parameter.
5. Pemberian skor untuk masing-masing parameter.
6. Hitunglah skor untuk setiap tugas pekerjaan dengan mengalikan skor dari tiga parameter untuk tugas pekerjaan yang sesuai.
7. Hitunglah skor keseluruhan untuk siklus kerja sebagai rata-rata skor yang diperoleh dari semua tugas pekerjaan yang dilakukan.
Kekuatan  Penelitian
- Tinjauan pustaka dan metode yang digunakan pada penelitian ini sudah tepat
- Penelitian ini relevan dengan penelitian yang sebelumnya dan bisa diteliti lebih lanjut
- Jurnal ini mengenalkan suatu metode yang berlandaskan dari teori yang dapat dipercaya (reliable)
Struktur dalam penjelasan jurnal jelas dan mudah dipahami.
Kelemahan  Penelitian
-Bahasa yang digunakan susah dipahami
-Terlalu banyak pengulangan kata (pemborosan kata).
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah PERA difokuskan khususnya untuk penelitian yang meberikan analisa resiko pada postur agar ergonomis. Terutama pada kegiatan industri yang berulang-ulang, adapun 3 kelebihan dari PERA dengan metode lain adalah :
PERA mencapai tingkat keberhasilan 100% sehubungan dengan evaluasi oleh EAWS. Sembilan siklus kerja, yang terdiri dari 88 tugas pekerjaan yang berbeda, menawarkan berbagai substansial.
Fitur utama dari PERA adalah kesederhanaan dan sesuai dengan standar. Dengan sedikit usaha, pengguna dapat membiasakan diri mereka dengan metode kerja hasil evaluasi PERA dan cepat menilai siklus bekerja industri untuk risiko postur tubuh yang ergonomis.
Nilai tambah dari PERA adalah bahwa PERA memberikan analasis dari setiap pekerjaan dalam siklus kerja bersamaan dengan evaluasi secara keseluruhan dari siklus tersebut. Hal ini memungkinkan untuk melakukan identifikasi sumber dari resiko terbesar yang dapat terjadi pada operator.

Senin, 02 Januari 2017

Review Jurnal Burden of acute otitis media in primary care pediatrics in Italy: a secondary data analysis from the Pedianet database

 
Link to journal http://link.springer.com/article/10.1186/1471-2431-12-185
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Judul
Burden of acute otitis media in primary care pediatrics in Italy: a secondary data analysis from the Pedianet database
Jurnal
Research Article of BMC Pediatrics
Halaman
1-8
Tahun
2012
Penulis
Paola Marchisio, dkk.
Reviewer
Muhammad Khalish Hafizh (37414393)
Tanggal
01 Januari 2017
Tujuan Penulisan
Mengetahui cara untuk mendiagnosa dan mengawasi kejadian peradangan telinga tengah pada bayi maupun anak-anak di Italia menggunakan data sekunder dari Pedianet.
Latar Belakang
Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu, sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Otitis media akut (AOM) merupakan salah satu penyakit menular yang paling umum yang mempengaruhi bayi dan anak kecil, dan salah satu alasan utama untuk dilakukan pengobatan antibiotik. Diagnosis ini sering menantang dalam praktek sehari-hari karena gejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak ada, dan sedikit perhatian yang diberikan kepada petunjuk yang dikabarkan. Kejadian/ insiden dari otitis media akut (AOM) ini bervariasi dari satu negara ke negara lain. Mulai dari keragaman geografis bersamaan dengan perbedaan desain penelitian, pelaporan dan peraturan turut berperan. Penulis menaksir kejadian AOM pada anak-anak Italia dilihat berdasarkan pelayanan pokok dokter anak (PCPs), dan menggambarkan metode yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit tersebut.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada jurnal ini menggunakan 2 metode yaitu pertama “study design and setting” yang menggunakan analisa data sekunder dari database Pedianet (www.pedianet.com) yang berisikan data klinis, demografi, resep dan hasil data anak-anak secara rutin dilihat oleh sekitar 130 PCPs merata di seluruh Italia (semua anak-anak Italia berusia kurang dari enam tahun terdaftar dengan PCP sebagai bagian dari negara nasional pelayanan kesehatan), dan yang telah digunakan untuk berbagai studi epidemiologi dan pharmacovigilance. Kedua “study population” yaitu menggunakan data semua anak-anak berusia antara 0-6 tahun yang terdaftar oleh salah satu PCPs Pedianet dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian antara 1 januari 2003 sampai 31 desember 2007.
Hasil Penelitian
Dari 92.373 anak-anak (52,1% laki-laki) yang ditindaklanjuti dengan total 227.361 PY: 23.039 (24,9%) disajikan/ditemukan 38.241 peristiwa AOM (94,6% peristiwa tunggal dan 5,4% peristiwa berulang). Tingkat kejadian total AOM pada periode 5 tahun adalah 16,8 peristiwa per 100 PY (95% CI: 16,7-16,9), termasuk kejadia  AOM tunggal (15,9 episode per 100 PY; 95% CI: 15,7-16,1) dan kejadian AOM berulang ( 0,9 kejadian per 100 PY; 95% CI: 0,9-0,9). Terdapat hanya sedikit dan penurunan tren negative secara terus menerus dari waktu ke waktu (perubahan tahunan persen -4,6%; 95% CI: -5,3, -3,9%). Tingkat kejadian AOM bervariasi berdasarkan usia, puncaknya pada anak usia 3 sampai 4 tahun (22,2 kejadian per 100 PY; 95% CI 21,8-22,7). Sebagian besar peristiwa AOM (36.842 / 38.241, 96,3%) didiagnosis menggunakan otoscope statis; sedangkan otoscope pneumatik digunakan hanya 3,7%.
Kekuatan  Penelitian
This journal used data from a reliable source that make strong result,  problem that was analyzed is clear, and  fledged observational reporting and systematic.
Kelemahan  Penelitian
This observation procedure was not detail and inaccurate, didn’t have observational framework/ flowchart.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah  data penulis (yang dikonfirmasi oleh hasil penelitian prospektif kecil) mengisi kesenjangan dalam pengetahuan kita tentang kejadian AOM di Italia dan menunjukkan bahwa itu merupakan beban (tantangan) yang cukup besar untuk sistem PCPs Italia. Program pendidikan yang berkenaan dengan diagnosis AOM dibutuhkan, Seperti penelitian lebih lanjut untuk mengawasi kejadian yang berkaitan dengan pengenalan vaksin konjugasi pneumokokus yang lebih luas.